Monday, October 8, 2007

Salahnya Jelangkung 3


[by hery subyanto]


Melihat film horor Indonesia adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang sayangnya banyak dilakukan oleh penikmat film Indonesia , termasuk saya yang beberapa hari yang lalu melakukan kesalahan yang sama dengan melihat film horror buatan dalam negeri, Jelangkung 3.


Film horror Indonesia adalah sebuah kesalahan karena film horror Indonesia30 menit pertama film ini masih enak dinikmati, karena terlihat pembuat film ingin keluar dari pakem film horror Indonesia. Tetapi setelah itu, ketika hantu-hantu mulai berkeliaran, cerita menjadi basi, tidak ada sesuatu yang baru dan tidak konsisten.
melakukan kesalahan terbesar dalam sebuah produksi film yakni tidak didukung struktur cerita yang meyakinkan. Jelangkung 3 sebenarnya mempunyai latar belakang cerita yang cukup menarik, yakni mitos sekitar kursi yang dikosongkan pada saat penayangan film Jelangkung pada tahun 2000 (2001?).

Sesuatu yang baru yang coba ditawarkan oleh film ini yakni dominannya adegan di jalan raya, bukannya menambah tensi ketegangan, tetapi malah membuat penonton bosan karena seolah-olah tiap menit kita disuguhi adegan yang sama, Serasa déjà vu. Adegan di jalan raya menyita hampir 2/3 durasi film.

Film horror Indonesia adalah sebuah kesalahan karena sudah tidak terasa horror lagi. Hal ini disebabkan pemunculan hantu mudah sekali ditebak.

Film horror Indonesia adalah sebuah kesalahan karena tokoh-tokohnya digambarkan bodoh dan sering melakukan kesalahan yang sama yakni mereka selalu memisahkan diri dari temannya. Padahal kalau mereka menggunakan prinsip “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” hantunya tidak akan sembarangan muncul dan cerita akan menjadi lain.

Film horror Indonesia adalah sebuah kesalahan karena kadang maunya terlihat pintar tapi jatuhnya malah terlihat makin bodoh. Dalam Jelangkung 3, penulis cerita maunya mengaburkan pemunculan hantu dengan kebiasaan berbohong tokoh utamanya, mengaburkan kematian karena hantu dengan asma. Sebuah usaha yang patut kita hargai kalau dibekali dengan cerita yang meyakinkan dan konsisten. Dua hal yang tidak bisa ditemui dalam Jelangkung 3.

Dibandingkan dua Jelangkung sebelumnya, sebenarnya Jelangkung 3 ini lebih enak dinikmati oleh mataku berkat panataan kamera yang lebih “jinak”. Menurutku ini salah satu poin positif dari Jelangkung 3, selain kejadian terputusnya film. Dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih kepada pengelola Studio Theatre di Singosaren. Kejadian tersebut sedikit menambah suasana menjadi lebih horror. Mungkin lebih horror daripada film horror Indonesia.
1/5

No comments: