Tuesday, November 20, 2007

Medley, Garis Batas Impian Lelaki


[by wahyu nurdiyanto] Tema Lumayan, Minim Kekuatan Miskin tema, plot cerita ala kadar yang kerap menjadi momok film nasional, sepertinya sedikit terpecahkan dengan kehadiran sebuah film serius Medley, Garis Batas Impian Lelaki yang bercerita tentang fenomena-fenomena nyata dalam kehidupan.

Medley, memang belum memunculkan impian akan kehadiran film bagus di tengah kuatnya permintaan pasar akan film-film bertema horor atau percintaan remaja. Namun setidaknya, film garapan sutradara Franklin Darmadi ini menjadi sebuah alternatif tontotan baru sangat sayang untuk di lewatkan. Film ini sendiri mulai tayang di jaringan Bioskop 21 mulai 22 november mendatang.

Film yang diproduksi oleh Shambala Pictures bercerita tentang Aditya (Yosi Mokalu) seorang suami yang tengah bimbang menghadapi roda kehidupan yang dijalaninya saat ini. Sebagai suami yang bekerja di perusahaan asuransi, Aditya selalu dihinggapi perasaan jika langkah yang ditempuhnya saat ini salah. Hal inilah yang membuatnya tidak bahagia, meski telah mempunyai kedudukan sebagai manajer serta istri dan satu orang putra bernama Rama.

Aditya akhirnya terjebak pada angan-angan untuk merubah hidupnya dengan berandai-andai, termasuk jika dirinya tidak menikahi May (Rachel Maryam) dan memilih untuk bersama wanita lain. Gambaran berikutnya adalah, Aditya kemudian terjebak pada kejadian-kejadian pararel seperti yang diangankannya. Seperti saat dirinya memilih untuk sekolah di Belanda dan menikahi pacar lamanya, Ivone (Alexandra Gottardo), atau seorang model dan artis tidak berbakat bernama Dian (Imelda Therinne).

Lonjakan-lonjakan adegan ini, mengingatkan kita pada apa yang tersaji pada film Butterfly Effect (dbintangi Ashton Kutcher). Perbedaanya hanya munculnya tokoh lain, yakni Waluyo (Alex Komang) yang membuat Aditya terbang kedalam angan yang diimpikannya.

Pada ahirnya, penonton pun dibawa pada sebuah kesimpulan jika kehidupan memang terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. "Cerita dalam film ini memang diambil dari kenyataan hidup sehari hari. Dan inilah yang menjadi salah satu kekuatan film ini," ucap Franklin Darmadi, Selasa (13/11), saat lounching Film Medley di Plasa Semanggi Jakarta.

Selain penyajian gambar yang bagus,-meski kadang melelahkan dengan banyaknya adegan close up yang membuat mata lelah-, yang perlu dicatat di film berdurasi 97 menit ini adalah penampilan Yosi yang terbilang bagus. Pria yang lebih dikenal sebagai Yosi Project Pop ini, mampu menghidupkan karakter Aditya, dan terlihat mampu mengimbangi permainan lawan mainnya yang rata-rata sudah kerap bermain film, seperti Rachel, dan Alex Komang.

Tidak hanya itu, penampilan menggoda dari Ferry Ardiansyah yang memerankan sosok Gatot juga cukup menghibur dan mampu membuat munculnya senyum tulus dari penonton. Kalaupun ada yang kurang, Medley kurang mampu menyajikan dialog-dialog kuat antar tokoh, khususnya antara Aditya dengan Waluyo. Dialog dua tokoh ini seharusnya bisa lebih kuat, karena sutradara memang ingin menekankan pesan-pesan mengenai sakralnya kehidupan berumah tangga, termasuk problem-problem lainnya.

Medley, Garis Batas Impian Lelaki Sutradara : Franklin Darmadi Penulis skenario : Nicko Widjaja pemain : Yosi mokalu, Rachel Maryam, Alexandra Gottardo, Ferry Ardiansyah, Alex Komang, Magdalena, Imelda Therine. Produksi : Shambala Pictures Durasi : 97 Menit Jenis : Drama Diputar 22 November 2007

Tuesday, October 30, 2007

Film Traffic Dari MTV-USAID

Film Dokumenter Mengenai Perdagangan Manusia

Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron Hume memperkenalkan program Traffic : An MTV Exit Spesial, sebuah program dokumenter produksi MTV mengenai perdangangan manusia di Asia Tenggara. Selasa (30/10).
Program film ini didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Pemerintah Amerika Serikat (USAID), dan sebelumnya telah diputar di China, Malaysia dan India, dimana film ini mendapat sambutan yang besar.
Film ini menceritakan kisah tiga orang,-warga Indonesia, Filiphina dan Burma,- yang dijerumuskan dalam praktik perbudakan, protistusi dan kerja paksa. Film tersebut menjelaskan bagaimana kita dapat mewaspadai perdangan manusia dan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu mengakhiri eksploitasi dan perdangangan manusia.
"Tujuan dari film ini adalah untuk menyelamatkan nyawa. Melalui MTV, film ini akan menjangkau jutaan kaum muda, kelompok yang paling beresiko menjadi korban perdagangan manusia," terang Dubes Hume dalam acara pemutaran perdana film di Time Break Cafe.
Traffic disajikan dalam bahasa Indonesia oleh artis Kris Dayanti. Film dokumenter ini, merupakan proyek kerjasama antara USAID dengan MTV Foundation.
Program ini diharapkan menjangkau 380 juta rumah tangga di Asia.
dalam rangka menggugah dan mencegah praktik perdagangan manusia.
Program film dokumenter ini juga menjadi bagian dari kampanye yang lebih besar yang mendakup film anime dan pengumuman layanan publik serta acara-acara MTV untuk membuat masyarakat siaga terhadap bahaya perdagangan manusia. Dan sekaligus meningkatkan kegiatan anti perdagangan manusia oleh LSM.
Perdagangan manusia adalah tindakan kejahatan global yang menempati urutan kedua setelah kegiatan perdagangan obat terlarang yang menghasilkan sekitar 7-10 miliar dolar AS setiap tahunnya.