Monday, October 15, 2007

The Lookout


[by hery subyanto] Jarang sekali ada penulis scenario yang alih jabatan menjadi sutradara. Kalaupun ada yang mencoba melakukannya, seringkali hasilnya tidak sebagus hasil tulisan mereka. Lewat The Lookout, Scott Frank dinilai berhasil menghasilkan karya yang bagus, sebagaimana hasil tulisannya seperti Out of Sight, Get Shorty atupun Minority Report.

Film ini memang kurang bergema, di Amerika sekalipun, tetapi banyak kritikus film disana yang memasukkan film ini sebagai salah satu film terbaik di tahun 2007 ini. Film yang didanai dengan budget terbatas ini memang lebih mengandalkan kekuatan cerita dan acting para pemainnya, dibandingkandengan menyajikan adegan – adegan yang heboh. Kalau pernah melihat Out of Sight pasti sudah bisa membayangkan irama dari film ini. Temanya sangat sederhana, yakni bagaimana hidup seseorang setelah mengalami sebuah musibah. Tema yang sebenarnya cukup basi ini ternyata di tangan Scott Frank menjadi enak dinikmati berkat kemampuannya yang baik dalam bercerita. Berbeda dengan Jodie Foster dalam yang membabi buta dalam The Brave One setelah mengalami sebuah tragedy, tokoh utama dalam film ini ( Joseph Gordon Levitt ), yang berhasil selamat dari sebuah musibah harus hidup dengan rasa bersalah karena musibah yang terjadi tidak bisa dilepaskan dari perbuatannya. Konflik dengan dirinya sendiri ini semakin diperparah dengan otaknya yang mengalami kerusakan, sehingga dia menggunakan buku catatan untuk membantu ingatannya. Tidak seekstrim yang ditampilkan dalam Memento yang mentato tubuhnya. Selain itu dia juga diharuskan mengikuti semacam sekolah yang mencoba memperbaiki daya ingatnya. Meskipun dikelilingi orang-orang yang menyayanginya, seperti temannya yang buta ( Jeff Daniels dengan penampilan yang mengejutkan ), tokoh utama dalam film ini ( Chris Pratt ) digambarkan hidup dengan kemurungan. Cerita menjadi seru ketika dia bertemu dengan Gary Spargo ( Mathew Goode ). Si Gary ini mencoba memanfaatkan kelemahan Chris Pratt ke dalam rencana kriminalnya. Sekali lagi, kekuatan film ini adalah kemampuan sutradara dalam bercerita. Cerita yang sebenarnya tidak istimewa ini, ternyata bisa dituturkan dengan enak oleh Scott Frank. Dijamin tidak akan membuat penonton bosan. Naik turunnya cerita sangat terjaga dengan baik. Ketegangan dimunculkan pada saat dan dalam porsi yang sewajarnya. Permainan para bintang dalam film ini juga enak dilihat. Joseph Gorden Levitt yang di film 10 Things I Hate About You masih sangat imut, di film ini terlihat makin matang dan sekilas wajahnya mirip Heath Ledger. Inti dari film ini adalah bagaimana kita hidup dengan segala kekurangan yang kita miliki dan dengan kesalahan yang pernah kita buat. Bahwa kedua hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk kita berhenti hidup. Mungkin kita bisa belajar dari tokoh yang diperankan oleh Jeff Daniels, yang meskipun buta masih bisa menikmati hidup. Apalagi kalau kita dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangi kita. Peace with yourself. 3/5

No comments: