Saturday, September 1, 2007

Seraphim Falls


Balas Dendam yang Melelahkan Letusan senapan itu membelah keheningan Gunung Ruby. Gideon (Pierce Brosnan) pun dibuat mengerang dan bertanya-tanya: Siapa gerangan yang tega membolongi tulang belikatnya di gelap gulita ini?

Seraphim Falls (2007) dibuka dengan Gideon yang berdarah-darah.

Pemain: Pierce Brosnan, Angie Harmon Sutradara: David Von Ancken
Durasi: 115 menit
Produksi: Samuel Goldwyn Films

Kemudian lima orang yang muncul dari balik cemara, salah satunya Morsman Carver (Liam Neeson). Mereka bergerak bak bayangan di tengah hamparan salju putih dengan moncong bedil di tangan. Kelimanya menyasar Gideon yang kala itu kesakitan hebat dan terkaget-kaget. Gideon melawan dengan beringsut menuruni bukit, meninggalkan gundukan kayu bakar yang asapnya masih mengepul. Ia pun kembali bertanya-tanya: Siapa gerangan yang bersusah payah mencarinya ke bukit terpencil ini?

Bukankah perang saudara telah usai?
Ya, perang telah usai bagi Gideon. Karena itulah ia mengasingkan diri ke pegunungan bak seorang petapa. Tapi, bagi Carver, perang baru saja dimulai, paling tidak perang melawan Gideon. Film Seraphim Falls sebetulnya bertitik tolak dari Seraphim Falls, nama sebuah daerah di barat Amerika Serikat, salah satu medan pertempuran sengit antara tentara Union versus tentara Konfederasi saat Perang Saudara AS tahun 1860-an.

Di Seraphim Falls, terjadilah tragedi itu. Tentara Union dipimpin kolonel Gideon menyokok pimpinan tentara Konfederasi, kolonel Carver, di rumahnya. Namun, tentara Union kemudian bertindak gegabah dengan membakar seisi rumah, termasuk membakar Rose (Angie Harmon), istri Carver. Peristiwa ini berlangsung kilat di luar kontrol Gideon. Gideon justru merasa dikibuli anggotanya yang menyatakan bahwa isi rumah sudah dikosongkan. Gideon murka. Carver bersumpah membalas.
Seraphim Falls jelas mengusung tema film-film western klasik, yakni aksi balas dendam.

Toh, penonton tak pernah tahu --bahkan hingga kuarter ketiga film-- bahwa alasan kesumat Carver adalah pembantaian anggota keluarganya.
Sutradara David Von Ancken sengaja menyimpan informasi penting ini dan baru membukanya di ujung film ketika penonton mulai kelelahan. Penonton kelelahan (baca: bosan) oleh aksi kejar-kejaran yang menempatkan mereka bagai penumpang kereta api.

Beringsut dari satu stasiun ke stasiun lainnya, bergerak linear dari titik A ke titik Z. Namun, itulah seluruh isi film Seraphim Falls. Sepanjang 115 menit kita disodorkan aksi kucing-kucingan kelompok pemburu dan buruannya. Tak lebih.
Penembakan Gideon di Gunung Ruby adalah peluit tanda dimulainya drama kejar-kejaran ini. Yang menarik, Gideon hanya memiliki sebilah belati sementara Carver dilengkapi amunisi penuh dan empat pembunuh bayaran. Tapi Gideonlah sang pemenang duel tak seimbang ini. Lihat bagaimana ia melakukannya pada sebuah padang tandus, usai pertempuran panjang yang melelahkan. Ia membedah perut kudanya, ia keluarkan isi perutnya, lantas ia bersembunyi di dalamnya. Di waktu yang tepat, Gideon meloncat dari bangkai kuda sembari menodongkan pistol ke arah jidat Carver. Aksi yang mengejutkan.

Secara keseluruhan Seraphim Falls adalah sebuah film yang amat pendiam. Dialognya amat irit, mencuatkan kekhawatiran bahwa karakter tokoh gagal terbangun secara utuh. Adalah kepiawaian akting Brosnan dan Neeson semata yang mampu mengatasi banyaknya ruang kosong ini. Sorot mata gelap Brosnan menandakan jiwanya yang tersiksa. Sementara pandangan dingin Neeson menunjukkan semangat hidupnya telah pudar kecuali untuk membalaskan kematian keluarganya.
Kepiawaian akting Pierce Brosnan dan Liam Neeson mampu mengatasi 'ruang kosong'.


Toh, penonton rela menunggu lebih dari satu jam untuk sekadar mengetahui akhir dari drama kejar-kejaran ini. Dan, sutradara David Von Ancken menyodorkan sebuah akhir yang mengejutkan. Yakni sebuah akhir surealis yang berisiko.

[sumber Republika Sabtu 1 September 2007]

No comments: