
[by ; hery subyanto]
Little Miss Sunshine menurutku jenis film yang "menceriakan" .
Pada awalnya memang kita dihadapkan pada sekumpulan keluarga aneh yang tidak connect antara anggota yang satu dengan yang lain.
Masing-masing dari mereka asyik dengan dunianya sendiri.
Yang terlihat benar-benar hidup di keluarga itu hanya si anak kecil dan si kakek. Dan menurutku, penulis berpikiran bahwa anak-anak jauh lebih spontan dibandingkan dengan orang-orang dewasa yang terikat dengan berbagai macam etika dan aturan. Lebih spontan yang pada akhirnya terlihat lebih hidup. Bagaimana dengan si kakek? Ada anggapan di masyarakat ketika seseorang itu bertambah tua usianya, maka dia cenderung berperilaku layaknya anak kecil. Mungkin itu yang ada di benak penulis cerita.
Directed :Jonathan Dayton and Valerie Faris
Produced :Michael Beugg (executive)
Written :Michael Arndt
Starring :Greg Kinnear Toni Collette Steve Carell Abigail Breslin Alan Arkin Paul Dano
Fox Searchlight Pictures Release : July 26, 2006
Running time : 103 min.
Tokoh anak yang mengunci mulutnya mewakili dunia remaja yang bingung dengan berbagai macam ide-ide/pemikiran- pemikiran yang kadang bertentangan dengan realita, yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan munculah aksi protes.
Tokoh ibu digambarkan sosok yang tegar sekaligus lelah karena harus berperan sebagai jembatan antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Sebuah gambaran yang realistis, yang bisa kita temui di keluarga kita sendiri.
Tokoh ayah digambarkan sebagai sosok yang berusaha mencari "tempatnya". Eksistensi. Yang terjadi adalah dia menjadi seorang pecundang, yang hanya hidup di dunia ide. Berusaha memperbaiki dunia tetapi tidak bisa melihat bahwa dalam dirinya sendiri ada sesuatu yang perlu diperbaiki. ( Aku bangeeet...)
Tokoh Paman adalah sosok yang belum bisa menerima dan memaafkan dirinya sendiri.
Pada akhirnya semua karakter tadi ditempatkan dalam sebuah mobil. Dan film menjadi menarik karena mau tidak mau mereka diharuskan berinteraksi satu sama lain. Bahwa dalam hidup ini mereka tidak bisa dilepaskan dari peran orang lain. Saling bahu membahu.
Mobil disini bisa diartikan sebagai sebuah sarana dalam sebuah perjalanan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah perjalanan yang tidak selalu lancar dengan sarana yang bisa dibilang pas-pasan. Dan hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah atau tidak masalah sama sekali tergantung bagaimana mereka menyikapi dan mengatasinya.
Di sinilah karakter para tokoh mulai berkembang. Pada dasarnya mereka harus berdamai dengan diri mereka sendiri dan mencoba untuk lebih spontan (jujur). Untuk selanjutnya bisa "keluar".
Hal ini sebenarnya lazim ditemui dalam film jenis ROAD MOVIE.
Dan jangan lewatkan ending film ini yang membuatku tertawa terbahak-bahak. Sungguh menyegarkan.
Yang liat DVD nya ada 3 alternatif yang ditawarkan. Dan menurutku ending yang ditampilkan di filmnya yang paling dan sangat "nendang".
Kekuatan film ini selain pada skripnya adalah jalinan kimia yang terjadi antar para pemainnya. Melihat mereka seperti melihat sebuah keluarga betulan. Bermain lepas,spontan dan bersinergi.
Meski menurutku agak kurang pas ketika Alan Arkin kemaren menang di Oscar, karena menurutku bobot peran yang dia bawakan kurang begitu berat bila dibandingkan dengan peran yang dibawakan oleh Djimon Hounsou.
Begitu juga dengan skripnya. Aku belum liat Babel tapi dari yang aku baca, tema Babel lebih aktual dengan kondisi saat ini.
Tapi bagaimanapun film ini wajib tonton. 4/5
Little Miss Sunshine menurutku jenis film yang "menceriakan" .
Pada awalnya memang kita dihadapkan pada sekumpulan keluarga aneh yang tidak connect antara anggota yang satu dengan yang lain.
Masing-masing dari mereka asyik dengan dunianya sendiri.
Yang terlihat benar-benar hidup di keluarga itu hanya si anak kecil dan si kakek. Dan menurutku, penulis berpikiran bahwa anak-anak jauh lebih spontan dibandingkan dengan orang-orang dewasa yang terikat dengan berbagai macam etika dan aturan. Lebih spontan yang pada akhirnya terlihat lebih hidup. Bagaimana dengan si kakek? Ada anggapan di masyarakat ketika seseorang itu bertambah tua usianya, maka dia cenderung berperilaku layaknya anak kecil. Mungkin itu yang ada di benak penulis cerita.
Directed :Jonathan Dayton and Valerie Faris
Produced :Michael Beugg (executive)
Written :Michael Arndt
Starring :Greg Kinnear Toni Collette Steve Carell Abigail Breslin Alan Arkin Paul Dano
Fox Searchlight Pictures Release : July 26, 2006
Running time : 103 min.
Tokoh anak yang mengunci mulutnya mewakili dunia remaja yang bingung dengan berbagai macam ide-ide/pemikiran- pemikiran yang kadang bertentangan dengan realita, yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan munculah aksi protes.
Tokoh ibu digambarkan sosok yang tegar sekaligus lelah karena harus berperan sebagai jembatan antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain. Sebuah gambaran yang realistis, yang bisa kita temui di keluarga kita sendiri.
Tokoh ayah digambarkan sebagai sosok yang berusaha mencari "tempatnya". Eksistensi. Yang terjadi adalah dia menjadi seorang pecundang, yang hanya hidup di dunia ide. Berusaha memperbaiki dunia tetapi tidak bisa melihat bahwa dalam dirinya sendiri ada sesuatu yang perlu diperbaiki. ( Aku bangeeet...)
Tokoh Paman adalah sosok yang belum bisa menerima dan memaafkan dirinya sendiri.
Pada akhirnya semua karakter tadi ditempatkan dalam sebuah mobil. Dan film menjadi menarik karena mau tidak mau mereka diharuskan berinteraksi satu sama lain. Bahwa dalam hidup ini mereka tidak bisa dilepaskan dari peran orang lain. Saling bahu membahu.
Mobil disini bisa diartikan sebagai sebuah sarana dalam sebuah perjalanan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah perjalanan yang tidak selalu lancar dengan sarana yang bisa dibilang pas-pasan. Dan hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah atau tidak masalah sama sekali tergantung bagaimana mereka menyikapi dan mengatasinya.
Di sinilah karakter para tokoh mulai berkembang. Pada dasarnya mereka harus berdamai dengan diri mereka sendiri dan mencoba untuk lebih spontan (jujur). Untuk selanjutnya bisa "keluar".
Hal ini sebenarnya lazim ditemui dalam film jenis ROAD MOVIE.
Dan jangan lewatkan ending film ini yang membuatku tertawa terbahak-bahak. Sungguh menyegarkan.
Yang liat DVD nya ada 3 alternatif yang ditawarkan. Dan menurutku ending yang ditampilkan di filmnya yang paling dan sangat "nendang".
Kekuatan film ini selain pada skripnya adalah jalinan kimia yang terjadi antar para pemainnya. Melihat mereka seperti melihat sebuah keluarga betulan. Bermain lepas,spontan dan bersinergi.
Meski menurutku agak kurang pas ketika Alan Arkin kemaren menang di Oscar, karena menurutku bobot peran yang dia bawakan kurang begitu berat bila dibandingkan dengan peran yang dibawakan oleh Djimon Hounsou.
Begitu juga dengan skripnya. Aku belum liat Babel tapi dari yang aku baca, tema Babel lebih aktual dengan kondisi saat ini.
Tapi bagaimanapun film ini wajib tonton. 4/5
No comments:
Post a Comment