Friday, July 20, 2007

Perfume : The Story of A Murderer


[by Hery Subyanto]


Jarang sekali sebuah novel yang diangkat ke layar lebar mampu memuaskan pembacanya. Sesuatu yang wajar
sebenarnya mengingat media yang berbeda. Dulu ada The Silence of the Lambs yang menurutku mampu menuangkan isi buku ke dalam gambar yang tepat. Dan kini ada Perfume : The Story of A Murderer.
Sebuah komunitas atau masyarakat umumnya mensyaratkan sesuatu hal yang menjadi pengikat antar para anggotanya.

Ketika ada yang berbeda, maka dia akan dianggap tidak layak masuk kedalam kelompoknya. Dia adalah ”yang lain” atau the others. Penekanan ini seringkali membuat sengsara pihak yang dilainkan tadi, karena dia merasa tidak berharga di lingkungan dimana dia tinggal. Sehingga dia merasa terpinggirkan. Masyarakat tidak menyadari bahwa sikap mereka yang memarjinalkan ”the other’ dapat memunculkan penyakit yang pada akhirnya merugikan mereka sendiri.

Hal inilah yang menurutku ingin disampaikan Tom Tyker, Sutradara Jerman yang beken lewat Run Lola Run, lewat Perfume : A Story of Murdere. Si tokoh utama bisa dikatakan sebagai sampah masyarakat di mana dia tinggal. Sesuatu yang bukan kemauannya, karena sejak bayi, dia sudah dihadapkan pada kejamnya dunia, jadi wajar saja dia tidak mempunyai ”rasa”.

Hal ini diperparah ketika dia menyadari bahwa dirinya tidak mempunyai bau badan. Sehingga oleh orang-orang disekitarnya dia dianggap aneh ( sayang hal ini kurang tergambarkan di filmnya ). Keadaan ini menyebabkan si tokoh utama merasa ada yang kurang dalam dirinya meskipun dia dianugrahi dengan penciuman yang suaaangat tajam. Maka, terobsesilah dia dengan segala macam bau. Sampai akhirnya dia mendapati bahwa bau yang paling murni ( paling menggairahkan dirinya ) adalah bau para gadis yang masih perawan. Sejak saat itu dimulailah perburuannya akan bau gadis perawan.

Sadis dan mencekam. Film ini unggul dari segi teknis, terutama dalam penataan kamera dan editingnya. Perhatikan adegan ketika dia berusaha mengidentifikasi bau – bauan. Kereeeen! Tidak heran dalam Festifal Film Jerman, film ini banyak berjaya di bidang teknis ( sutradara dan penulis kisah ini berasal dari Jerman ).
Coba deh liat film ini. Dijamin puas, meskipun di awal film kita dibuat jijik. Pokoknya tonton aja. DVD nya dah ada. 3,5/5

No comments: